Meningkatkan Kualitas Pelayanan: Memahami Pentingnya Sikap Kerja Positif di Lingkungan Rumah Sakit
Oleh: Henik Saefulmilah, SKM, MKM
(Tim Kerja Penelitian)
Bayangkan saja, suasana hati kita di tempat kerja, terutama di lingkungan rumah sakit yang penuh dinamika ini, memiliki pengaruh yang besar terhadap segala aspek pekerjaan kita. Seperti halnya di rumah, atmosfer emosional di tempat kerja seringkali menjadi fondasi bagi bagaimana kita menjalani hari.
Mari kita tinjau lebih dekat dari sudut pandang yang lebih personal. Setiap kita pasti pernah merasakan semangat dan kegembiraan yang meluap saat bekerja, yang menandakan sikap kerja yang positif. Namun, tak jarang pula kita menghadapi hari-hari yang terasa berat dan melelahkan, yang bisa jadi mencerminkan sikap kerja yang kurang baik. Sikap kerja bukanlah sekadar preferensi suka atau tidak suka terhadap pekerjaan, melainkan evaluasi yang lebih mendalam terhadap berbagai elemen pekerjaan, mulai dari tugas yang diemban, interaksi dengan rekan kerja, hingga hubungan dengan pasien yang kita layani. Sikap kerja ini terdiri dari tiga komponen esensial: pikiran atau keyakinan kita terhadap pekerjaan, perasaan atau emosi yang kita alami saat bekerja, dan kecenderungan perilaku kita yang dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan tersebut.
Salah satu aspek penting dari sikap kerja yang patut kita perhatikan adalah kepuasan kerja, yaitu perasaan positif yang timbul dari evaluasi kita terhadap berbagai karakteristik pekerjaan. Di lingkungan rumah sakit yang seringkali menuntut fisik dan emosional, mempertahankan tingkat kepuasan kerja yang tinggi di antara seluruh staf adalah investasi yang sangat berharga, karyawan yang merasa puas cenderung lebih loyal dan tidak mudah berpindah kerja, lebih jarang mengambil cuti, dan lebih mungkin menunjukkan perilaku berorganisasi yang baik. Perilaku berorganisasi yang baik ini adalah tindakan sukarela di luar deskripsi pekerjaan formal yang secara signifikan berkontribusi pada efektivitas organisasi, seperti kesediaan membantu rekan kerja atau memberikan perhatian ekstra kepada pasien.
Sebaliknya, ketidakpuasan kerja dapat memicu berbagai respons negatif dari karyawan. Robbins dalam bukunya yang berjudul Organizational Behavior (Robbins & Judge, 2017) mengidentifikasi beberapa respons negatif, diantaranya termasuk keinginan untuk keluar dari organisasi (exit), upaya aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi (voice), kesediaan menunggu secara pasif agar kondisi membaik (loyalty), dan sikap mengabaikan pekerjaan yang dapat memperburuk situasi (neglect). Tentu saja, kita semua sepakat bahwa respons negatif ini dapat berdampak buruk pada kualitas pelayanan dan citra rumah sakit.
Oleh karena itu, menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif bagi sikap kerja positif adalah tanggung jawab bersama. Manajemen rumah sakit dapat mengambil langkah-langkah proaktif seperti membangun budaya kerja yang suportif dan inklusif, memberikan pengakuan dan penghargaan atas kinerja yang baik, menawarkan peluang pengembangan profesional, memastikan kompensasi dan benefit yang kompetitif, serta membuka saluran komunikasi yang efektif untuk mendengarkan dan menanggapi umpan balik dari staf. Upaya-upaya ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga secara langsung berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Paru Goenawan Partowidigdo (RSPG).
Namun, sebagai individu, kita juga memiliki peran penting dalam menciptakan suasana positif dengan saling mendukung, menghargai, dan bekerja sama. Mari kita ingat selalu bahwa dedikasi dan sikap positif kita adalah fondasi utama dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi setiap pasien yang mempercayakan kesehatannya kepada kita. Dengan bersama-sama menjaga "detak jantung" rumah sakit ini tetap berirama dengan kebaikan dan kepedulian, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan memberikan dampak positif yang lebih besar. Dengan menerapkan sikap positif dalam keseharian, kita turut meningkatkan pengalaman pasien yang lebih baik dalam menggunakan pelayanan di RSPG, sehingga memperkuat kepercayaan dan kepuasan mereka terhadap layanan yang diberikan.
Referensi
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Organizational Behavior (Seventeenth Edition).
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Laudantium eius, sunt porro corporis maiores ea, voluptatibus omnis maxime
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Laudantium eius, sunt porro corporis maiores ea, voluptatibus omnis maxime
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Laudantium eius, sunt porro corporis maiores ea, voluptatibus omnis maxime